Saturday, January 8, 2011

Katak dalam Tempurung? Tidak Juga Euy….

Katak dalam Tempurung? Tidak Juga Euy….
(sxgani : http://umum.kompasiana.com/2009/12/19/kata-dalam-tempurung-tidak-juga-euy/  ) 
.
awas katak melintas !   (sxgani)
Kurang dari seminggu melepas rindu di Bandung, udah kembali ke Doha. Dipintu apartemen menunggu setumpuk koran, siap untuk dibaca, kendati sebagian besar berita kadaluwarsa sudah.
Beberapa hari yang lalu di Gulf Times, koran terkemuka terbitan Doha , disalah satu halamannya ada iklan mencolok dengan huruf berwarna jrenggg.
Iklan yang berasal dari kedutaan besar negara tetangga kita serumpun, yang selalu dibenci namun dirindukan selalu, maaf….. terutama oleh para TKI gelap non trampil yang putus asa mendapatkan kerja dinegeri sendiri.
Iklan tersebut merupakan pemberitahuan sekaligus undangan buat pengusaha di Doha.
Intinya bahwa pada tanggal sekian, hari sekian akan datang tim pengusaha dari negara mereka unutk melihat dan menangkap peluang bekerja sama, mulai dari agro sampai ke industri hitek, tak ketinggalan tentusaja lahan primadona …….industri Migas.
Di Qatar, paling tidak negara serumpun kita ini, untuk ukuran negara asean, memang sudah menjadi pemimpin dalam usaha berebut ceruk bisnis , mulai dari jalan bebas hambatan utara - selatan, sampai ke landscaping, sementara perusahaan kita hanya cukup puas sebagai sub kontraktor jalan dan pembangunan airport, konon kabarnya rugi lagi………. gimana nih?
Menarik memang, perusahaan mereka memang sudah benar benar go international dalam aksi, bukan hanya janji janji dan stigma diatas kertas. Minggu lalu mereka sudah haqul yaqin menancapkan kukunya dilahan bisnis Migas di Iraq. Jauh meninggalkan gurunya “Pertamina” yang masih berkutat di tanah air dewek. Malu deh aku, yang diusia muda tempo doeloe pernah 2 tahun bekerja di perusahaan ini.
Di Sudan, perusahaan Migas negara serumpun inipun sudah menorehkan catatan sebagai perusahaan eksplorasi dan ekspoitasi yang disegani.
Belum lagi debut perusahan migas mereka di Libya, Kazakhastan dan Vietnam.
Yang lebih memilukan lagi, kalau dilihat sumberdaya yang berkerja di lahan tersebut, hampir sebagian besar mechanical engineer, geologist, mud engineernya justru dari negara dewek, Indonesia !
Mereka berlatar belakang atau pernah kerja diperusahaan migas kebanggaan kita yang suka gonta ganti logo itu. Kenapa ? Professionalsm Value tentu saja ! Compentency senilai dengan penghargaan numerasi . Sederhana memang dan bebas pajak lagi !
Dalam tiga tahun terakhir ini, belum pernah ada usaha dari negeri tercinta ini untuk mengadakan “enterpreunership gathering” di Doha. Sementara Vietnam, Singapore dan Malaysia sudah duluan berpartisipasi tahun lalu.
Bahkan Petronas pernah melakukan “recruitment campaign” di Doha guna mencari para profesional untuk bergabung dengan mereka. Fokus mereka jelas mencoba menarik profesional Indonesia di Qatar untuk bergabung. Semboyannya sederhana, kembali ke rantau yang lebih dekat untuk pulang kampung dengan numerasi yang tidak beda jauh dari di GCC, ehm.
Satu lagi, di GCC-Timur Tengah ini , untuk urusan keanggoatan profesi, juga kita kalah jauh ketinggalan . Mereka sudah ada semacam PII chapter Qatar, chapter UEA, chapter Saudi .
Sementara PII, IAI dan ISEI ga kedengaran gaungnya disini, padahal cukup banyak Enjiner, Arsitek dan Ekonom/Pemasaran Indonesia yang bekerja di GCC ini.
Alhasil, kita kita ini lebih berorientasi menjadi anggota profesi institusi dari Amerika, seperti menjadi member ASME, SAE International demi meng-upgade diri dengan seminar dan workshop-nya.
So untuk sementara Kartu PII dilipat dulu deh, Mosok punya membership card tapi ga pernah ikut seminar atawa workshop yang diselenggarakan oleh PII tercinta he he he…..
Katak dalam tempurung ? tidak juga euy ! Tim Start up di Yemen LNG yang sukses itu khan sebagian motornya dari Indonesia…… alumni Arun LNG dan Badak LNG lho.
Di perusahaan Migas khususnya di Qatar , enjiner Indonesia cukup disegani tuh. Diperusahaan Gas tempat saya bekerja, cukup banyak posisi strategis dipegang bangsa kita yang membawahi kelompok profesi dari berbagai bangsa.
Sebagai anak ndeso dari gunung, saya membawahi satu tim yang merupakan gugus tugas yang terdiri dari para enjiner beragam bangsa; Afrika selatan, Venezuela, India, Pakistan, Malaysia, Thailand, Canada, Qatar, Filipina dan tentusaja Australia.
Yang terakhir ini cukup membanggakan lho, sehingga dikalangan mereka terutama oleh para Aussy , kami dikenal dengan istilah Indonesian Mafia.
Silahkan terjemahkan maknanya ehm…… J
Salam
sxgani

No comments:

Post a Comment