Saturday, January 8, 2011

Renungan tanpa judul

Renungan tanpa judul
Renungan tanpa judul
Seorang menulis di milis tetangga sbb : I am the only one. but still, I am one. I cannot do everything, but still I can do something. And because I cannot do everything, I will not refuse to do the something that I can do, rather than never ever do anything, resulting Nothing.Terlepas dari masalah gramatika, ada ketetapan hati si penulis milis tsb untuk berbuat sesuatu , jauh dari keputus-asaan pragmatis dan tentu saja dengan harapan membangun interaksi komunikasi  ……………. syukur mendapat respons.
Harapannya , respons yang memicu semangat komunikasi ber-email ria………, notabene silaturrahmi dunia maya……., bukan menyurutkan minat dan akhirnya milis menjadi sepi, mati suri ..
Ibarat api dalam sekam yang mulai membara, janganlah semena mena disiram air karena api akan membesar.
Tulisan adalah ungkapan hati, ungkapan pemikiran nun jauh dalam benak si penulis, janganlah langsung divonis. Karena dikotomi benar-salah,…… ,  “mungkin”  tabiat  lama “kita kita ini” …. yang kebetulan memang pernah menjadi bagian dari masa lalu, masa dikotomi dengan jargon jargon kelompok garis keras, left wing, right wing….., kelompok abangan dslb,  akh….. ingat lagi dengan masa masa keterpaksaan mengikuti P4 dan Tarpadnas..
Ini khan keteladanan konyol yang mungkin dibangun  dari masa ke masa menjadi kultur pribadi karena  tempohari  pernah menjadi tim pemasaran jargon jargon tsb. Apatah pula sisa sia dari post syndrome.
Toh, hak untuk berpikir , menulis, berpendapat adalah hak yang melekat pada semua orang, asal tetap bepegang pada etika berkomunikasi……………..
Kebebasan berpikir  dan berkomunikasi adalah bagian dari demokrasi selama tetap berpengang pada etika  kepatutan - code of conduct  berpikir-berkomunikasi  dan …………pasti bukan sesuatu yang absurd.
Hanya sebuah renungan
 Salam
sxgani

No comments:

Post a Comment